Sesak keringat sengat debu cuma berlalu
Bahkan dingin pelukan angin malam kau trabas
Cuma modal gitar kecil suara cempreng
Kakimu rajin lincah dari satu bus ke satu bus
Cuma satu dua keping receh dari kantong yang tak kalah tipis
Kau nyanyikan lagu – lagu berbalut cempreng pitamu
Tak lupa tangan legam meloncat – loncat pada tubuh si gitar kecil
Lalu sesimpul senyum yang kau hadirkan pada para muka letih
Mungkin tak seberapa cempreng yang kau lagukan
Namun aku rasakan setiap semangat hadir
Karena tiap dendangmu serasa menamparku
Tiap gurat jarimu seakan menyindirku
Seutas kata terima kasihmu seakan menginjakku
Karena kau tahu menggunungkan receh dari muka letih
Sebuah bahagia selalu terengkuh olehmu pada asap bis dan riuh terminal pinggir kota
Dan sejubah sahaja yang menutup pundak tak tegak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar