Tapak terjal plegmatis, lumpur nestapa
Menggelayuti, membebani sepatu muda
Anak anak tak bercela, menuju puncak dunia
Dan kini aku berjalan
Menjejak batin, meluluh badan
Meninggal semua fana, melarat pikiran
Di setapak ini, sendirian
Satu satu orang datang pergi
Menyapa hati, meninggal dan memberi
Satu gelak, tetesan, penuh arti
Abadi, harta pun tak membeli
Tetap saja aku skeptis
Walau hati meraung, menangis
Atas prahara yang tak habis
Karna mata belum melihat apa yang di atas pelipis
Dan semua skeptis kulaku
Untuk akhirku yang tak tentu
Berakhir di puncak aku tak mau
Pun dengan lembah, penuh liku
posted from Bloggeroid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar