Minggu, 05 Februari 2012

Guru

Tidak setiap hari saya menemui
Seorang yang mengajar dengan tulus memberi
Yang berbagi, tak melihat beda dari pribadi
Yang membimbing, dengan jiwa raga hati

Mungkin tidak setiap paruh tahun
Ada cerita yang membuat tertegun
Ada canda, memercik tawa sehimpun
Dan ada nilai, berharga, lebih dari harta apapun

Dan satu hidup pun tidak
Saya bisa berjumpa pada seorang otodidak
Yang ikhlas berbagi tanpa menginjak
Yang terus tersenyum, mengeluh pun tidak

posted from Bloggeroid

Skeptis

Hanya skeptis langkahku, menata
Tapak terjal plegmatis, lumpur nestapa
Menggelayuti, membebani sepatu muda
Anak anak tak bercela, menuju puncak dunia

Dan kini aku berjalan
Menjejak batin, meluluh badan
Meninggal semua fana, melarat pikiran
Di setapak ini, sendirian

Satu satu orang datang pergi
Menyapa hati, meninggal dan memberi
Satu gelak, tetesan, penuh arti
Abadi, harta pun tak membeli

Tetap saja aku skeptis
Walau hati meraung, menangis
Atas prahara yang tak habis
Karna mata belum melihat apa yang di atas pelipis

Dan semua skeptis kulaku
Untuk akhirku yang tak tentu
Berakhir di puncak aku tak mau
Pun dengan lembah, penuh liku

posted from Bloggeroid

Kamis, 10 November 2011

Aku Hina dan Tak Tahu

Seharusnya sajak ini
aku tulis ‘tuk melipur lara ibu
yang terluka, berdarah
oleh pisau – pisau tamak


Dan rima – rima ini
Seharusnya menjadi obat
Tuk sakit ibu, yang jamak
Bergantian mampir, pergi tak permisi


Pun kata – kata ini
Kuat pun tidak membendung air mata
Oh ibu, engkau yang begitu lara
Tercabik, termaki, terhina


Dan seharusnya aku ini
Malu, malu karena tak mampu
Melindungi, merawat, melipurmu ibu
Aku ini hina, aku tak tahu

Aku Hina dan Tak Tahu
10 November 2011
09:08

Hari ini hari pahlawan, dan aku masih tidak tahu cara memaknai dan apa makna pahlawan. Sampahkah? Mayatkah? Atau Cuma orang – orang bodoh yag berani karena naïf? Aku tak tahu

Sabtu, 22 Oktober 2011

Satu Milyar Titik Air

Satu milyar titik air menghujam bumi
Dengan berkah
Pada daun tanpa urat
Pada ranting sekarat, meregang mati hidup segan
Pada batang kering, kosong tak brarti
Dan bumi, pucat, seakan jalinan hidup telah dipecat


Satu milyar titik air
Mereka lewat satu jalan panjang
Berliku, menyimpang, bertransformasi
Dan membumbung, ke tirai biru


Satu milyar titik air menutup tirai kelabu
Dengan berkah, dengan indah
Lalu mencipta pelangi
Pada kanvas indah angkasa

Satu Milyar Titik Air
30 September 2011
13:45

Pertanyaan Sang Maut

Apa perlu manusia?
Kubawakan lilin - lilin kepadamu
Redup, menyala dengan setali bara
Lalu lenyap, membawa gelap dalam segenggam semu


Apa perlu manusia?
Kuhadirkan kau pada hutan – hutan merah
Layu, mengharap sewelas dari fana
Dan akar pun tenggelam daun, menjadi tanah


Apa perlu manusia?
Kuberikan tanganmu waktu
Tak akan kau rasa sebuah bernama usia
Dan matamu bersaksi atas kefanaan yang terbuang, semu


Apa perlu manusia?
Kudatangkan kau pada saudara – saudara sekarat
Yang merengek, menangis, meminta pada dunia
Dan yang bersyukur, merindu pada Cinta Sejati, pada akhirat


Apa perlu manusia?
Kuhadiahi kau satu bernama abadi
Dan sesekali kau merasa senang atas fana
Lalu dunia, mempuisikan kau dalam sepi


Apa perlu manusia?
Aku sendiri menyapamu dalam keseharian
Mengingatkanmu, menasihatimu, memelukmu sebentar saja
Bahwa aku merindumu, dalam dekapan kafan

Pertanyaan Sang Maut
3 Oktober 2011
22:40