Lir ilir lir ilir tandure wus sumilir, tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar :
Kanjeng Sunan Ampel seakan-akan baru hari ini bertutur pada kita tentang kita. Tentang segala sesuatu yang kita mengalaminya sendiri namun tak kunjung kita sanggup untuk mengerti. Sejak lima abad yang silam syair itu telah ia lantunkan dan tak ada jaminan kita telah paham. Padahal kata-kata beliau itu mengeja kehidupan kita sendiri alfa, beta, alif, ba', tha' kebingungan sejarah kita dari hari ke hari. Sejarah tentang sebuah negeri yang puncak kerusakannya terletak pada ketidak sanggupan para penghuninya untuk megakui betapa kerusakan itu sudah tidak terperi