Minggu, 24 Oktober 2010

Angan - Angan

Entah kenapa kepikiran untuk nulis lagi. Awalnya sih lagi liat foto-foto waktu maen di depok, sundak, dan suing. Terus malah kepikiran ngeliat gambar-gambar yang aku kopi dari temen. Gambarnya bagus, bagus banget malah. Membuatku berdecak kagum, membuatku bersyukur masih diberi kenikmatan bisa melihat ciptaan-Nya yang indah.





Entah kenapa aku berpikir seperti ini. Ada saja ternyata orang yang mengabdikan dirinya untuk mengabadikan alam dan makhluk dalam bentuk file foto. Yah kalau dipikir lagi, aku pun termasuk di golongan itu. Golongan yang mendedikasikan dirinya hanya untuk fotografi, menikmat keindahan ciptaan-Nya, dan mengabadikannya.


Setiap aku melihat gambar-gambar itu, yang terucap hanya subhanallah dan astaghfirullah, lalu pada akhirnya alhamdulillah. Aku mulai bermain dengan khayalanku. Kenapa aku tidak menjadi seperti mereka? Mereka yang benar-benar mendedikasikan diri mereka kepada fotografi. Mereka yang menghabiskan banyak uang hanya untuk kepuasan menjepret satu momen tertentu yang mungkin kepuasannya tidak dapat dibayangkan oleh orang lain selain sang fotografer. Betapa aku mendamba hal itu.

btw adakah yang menemukan keanehan dengan foto di atas?hehe seng reti meneng wae



Dan saat aku melihat foto-foto yang telah kuambil, foto-foto yang kuambil dengan mencurahkan seluruh hatiku pada saat mengambil foto itu, aku sadar betapa aku jatuh cinta pada fotografi. Aku ingin, ingin sekali memegang kameraku yang dulu, yang setia menemaniku mengabadikan momen-momen yang kulalui. Mulai dari 5 program umum OBTB, jalan-jalan ke pangandaran, depok, parangtritis, goa cerme, kaliurang dan masih banyak lagi. Betapa aku sangat kangen masa-masa itu. Masa dimana aku menjadi gila foto.


Kameraku itu selalu setia menemaniku(yaiyalah genah kamera gak bisa nolak aku bawa kemana-mana). Ingin sekali rasanya mencari partner hidup seperti kameraku itu. Kadang saat aku sedih, kamera itu kuajak ngobrol. Memang terdengar bodoh karena kamera itu tidak akan membalas apa yang kuucap kepadanya dengan sebuah nasihat atau kata-kata penyejuk hati.


Tapi kamera itu selalu membuatku tenang dengan gambar yang didapatnya. Entah orang, bangunan tua, ataupun pohon dan kawan-kawan yang kujepret dengan kameraku itu, tapi saat aku melihat hasil jepretanku itu, aku merasa tenang dan damai. Kadang hasilnya memang tidak bagus, bahkan blur sih hehe. Kadang temen-temen juga sering ngejek hasil jepretanku. Yah mau gimana lagi? Dasarnya juga masih awam hehe(goodluck)


Yah begitulah. Mungkin kameraku itu sudah tidak bisa menemaniku lagi. Tapi aku tetap bermimpi. Bermimpi untuk menjelajahi dunia. Menapaki setiap sudut dari kolong langit.

Berjalan di tanah basah. Mengarungi samudera luas. Lalu aku berhenti di suatu tempat. Tempat di mana aku bisa menikmati kedamaian bersama diriku yang lain




ni notesnya tak tambahi beberapa foto hasil jepretan sendiri. .biar gak protes yang fotonya tak pake di sini(goodluck)

btw ini postingan yang sempet mandeg di FB selama 1 tahun dan baru diposting di sini (doh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar